'/> Memahami Pengertian Filsafat Sebagai Ilmu Yang Tertua

Info Populer 2022

Memahami Pengertian Filsafat Sebagai Ilmu Yang Tertua

Memahami Pengertian Filsafat Sebagai Ilmu Yang Tertua
Memahami Pengertian Filsafat Sebagai Ilmu Yang Tertua
Immanuel Kant (1724-1804)
Visiuniversal---Warga berguru dan siswa sekalian, kata filsafat berkaitan dekat dengan segala sesuatu yang sanggup difikirkan oleh manusia, bahkan sanggup dikatakan tidak akan pernah habisnya, alasannya yaitu dari padanya mengandung dua kemungkinan yaitu proses berfikir dan hasil berfikir. Filsafat dalam artian pertama yaitu jalan yang ditempuh untuk memecahkan masalah, sedangkan pada pengertian yang kedua yaitu kesimpulan atau hasil yang diperoleh dari pemecahan atau pembahasan masalah. Dan mansusia dalam hidup dan kehidupannya sehari-hari tidak pernah sepi dan terus menempel dengan masalah, baik sebagai individu dalam keluarga, masyarakat dan negara maupun dalam masalah ekonomi, politik, sosial, pendidikan dan sebagainya. Disamping juga filsafat mempunyai konotasi dengan segala hal bersifat teoris, rumit, transendental, aneh dan lain sebagainya.

Sekarang pertanyaan pokok yang harus kita cari jawabanannnya yaitu "apakah filsafat itu?". Tentu kita sering mendengar bahkan memakai kata filsafat. Perlu kita ketahui bahwa telah banyak para pakar filsafat yang memdiberikan pengertian dan definisi wacana filsafat. Akan tetapi, terdapat keragaman dalam memdiberikan pengertian dan merumuskan definisi tersebut. Hal ini terjadi alasannya yaitu masing-masing pakar filsafat atau filsuf pada waktu itu mempunyai konsep yang berbeda-beda dengan filsuf yang lain dan mempunyai dasar pemikiran dan pandangan yang berbeda pula. Anda perlu memahami perbedaan tersebut dengan seksama untuk memperoleh wawasan pengetahuan yang luas dan mendalam. 

Hakikat filsafat yaitu memakai ratio (berfikir). Tapi tidak tiruana proses berfikir disebut filsafat. Dan insan yang sanggup berfikir, sanggup diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Dan kalau pemikiran insan tadi sanggup dipelajari maka ada 4 (empat) golongan pemikiran yaitu:
  1. Pemikiran pseudo ilmiah
  2. Pemikiran awam
  3. Pemikiran ilmiah
  4. Pemikiran filosofis 
Pemikiran Pemikiran pseudo ilmiah bertumpu pada aspek kepercayaan dan kebudayaan mitos, dan bekas-bekasnya sanggup kita jumpai dalam astrologi atau kepercayaan terhadap buku primbon. Kalau pemikiran  awam yaitu pemikiran orang-orang sampaumur yang memakai logika sehat, alasannya yaitu bagi orang awam untuk memecahkan kesusahan dalam kehidupan cukup dengan memakai logika sehat tanpa melaksanakan penelitian lazim terludang keringh lampau. Selanjutnya pemikira ilmiah sebagaimana lazimnya memakai metode-metode dengan penggunaan hipotesis untuk menguji kebenaran konsep teori atau pemikiran dalam dunia empiris yang tidak pernah selesai dalam proses keilmuan. Sedangkan Pemikiran filosofis, yaitu acara berfikir reflekstif meliputi acara analisis, pemahaman, deskripsi, penelitian, penafsiran dan perekaan, yang bertujuan untuk memperoleh kejelasan, kecerahan, keterangan pembenaran, pengertian, dan penyatu paduan wacana obyek.

Dan filsafat juga merupakan ilmu yang tertua yang menjadi induk ilmu pengetahuan yang lain. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh John S. Brubacher sebagai diberikut:
"Philosophy was,  as its etymology  from the Greek words Pilots and Sopia suggests, love of wisdom or learning. More over it was love of learning in general; it subsimed under one heading what to day we call science as well as that er now call philopsophy. It is for the reason that philosophy is often referre to us the mother as well as the queen of the science."

Atau filsafat yaitu berasal dari perkataan Yunani: Philos dan Sophia yang berarti cinta kudang keringjakan atau belajar. Ludang keringh dari itu sanggup diartikan cinta berguru pada umumnya; dalam proses pertumbuhan ilmu hanya ada di dalam apa yang kita sebut kini dengan filsafat. Untuk alasan inilah maka sering dikatakan bahwa filsafat yaitu induk atau ratu ilmu pengetahuan.

Dan bila diperhatikan maka arti sebetulnya dari filsafat tersebut mengandung harapan yang mulia yaitu orang berguru filsafat berusaha untuk mempunyai mutiara-mutiara kudang keringjaksanaan tersebut sebagai pemikiran dan pegangan hidup, sehingga filsafat mengandung suatu yang ideal yang dalam bagi manusia. Dan filsafat dianggap sebagai induk ilmu pengetahuan, karena pada mulanya sebagian besar ilmu yang berkembang sampaumur ini yaitu berasal dari filsafat. Cabang-cabang ilmu tadi memisahkan diri dari filsafat, alasannya yaitu mempunyai obyek yang berbeda dari filsafat. Filsafat menjawaban tiruana duduk masalah wacana hidup dan kehidupan yang kesimpulannya bersifat hakiki. Ada filsafat manusia, filsafat ketuhanan, filsafat ekonomi, filsafat sosial, filsafat pengetahuan, filsafat pendidikan, dan lain-lain, sehingga dalam hal ini nampak filsafat berperan sebagai induk atauratu dari ilmu pengetahuan.
(visiuniversal.blogspot.co.id)
Dari beberapa pendapat dan pandanga beberapa pakar yang banyak tersebar diberbagai literatur, pengertian filsafat ditinjau dari segi arti bahasanya sanggup disimpulkan bahwa filsafat yaitu :
1. Pengetahuan wacana kudang keringjaksanaan
2. Mencari kebenaran
3. Pengetahuan wacana dasar-dasar atau prinsip-prinsip.

Ketiga pengertian tadi tidaklah hanya diharapkan oleh seorang filosofit umum saja, tetapi juga dimiliki oleh setiap individu yang baik yang mempunyai pimpinan pemikiran terutama kita yang harus bersikap bijaksana.

Dan kalau filsafat ditinjau dari segi istilah berdasarkan para pakar sanggup dikemukakan antara lain: 
  1.  Apa yang disebut bijaksana berdasarkan Plato (427-342 SM), seorang filosof Yunani dikenal (anak didik Socrates dan guru Aristoteles) dalam teori budpekerti kenegaraanya menyebutkan empat budi, meliputi: penguasaan diri (perwira), keberanian, kudang keringjaksanaan dan keadilan. Budi kudang keringjaksanaan dimiliki oleh pemerintah atau filosof. kiprah mereka ialah menciptakan undang-undang, mengawasi pengaplikasiannya, memperdalam filosofi dan ilmu pengetahuan wacana wangsit kebaikannya. Membuat undang-undang dan mengawasi pengaplikasiannya yaitu menjadi kiprah pemerintah dan atau filosof sekaligus membuktikan keludang keringhan mereka sebagai pihak yang bisa menatap dan menapak jauh ke depan dan berbuat serta bertindak dengan penuh perhitungan. Artinya bahwa kudang keringjaksanaan itu berada dalam dua bidang yaitu berpikir dan berbuat. Kudang keringjaksanaan berfikir itulah filsafat dan kudang keringjaksanaan berbuat yaitu bidangnya Tasawwuf. 
  2. Al Kindi (Abu Judsuf Ya'kub bin Isa Al Kindi, 796-374 M.), sebagai pakar pertama dalam filsafat Islam dan yang mengawali pengertian skolastik Islam di Irak dan lalu memdiberikan pengertian filsafat di kalangan umat Islam dalam tiga lapangan: a) Ilmu Fisika (ilmu Thobi'iyyad) meliputi tingkatan alam nyata, terdiri dari benda-benda konkrit yang sanggup ditangkap panca indera. b) Ilmu Matematika (ilmurriyadli), yang bekerjasama dengan benda, tetapi mempunyai wujud tersendiri yang sanggup dipastikan denan angka-angka (misalnya ilmu hitung, teknologi, astronomi, dan musik). c) Ilmu Ke Tuhanan (Ilmurrububiyyah), yang bekerjasama dengan benda sama sekali yaitu soal ke Tuhanan-Tahuhid.
  3. Ibnu Sina (Abu Ali Al Hussein Ibnu Sina, 980-1037 M) seorang dokter, pakar kimia dan filosof Islam, membagi filsafat dalam dua bagian: teori dan praktik. Keduanya dihubungkan dengan agama. Dasarnya terdapat pada syari'at, klarifikasi dan kekomplitannya diperkomplit dengan tenaga logika manusia. Tujuan filsafat praktek ialah mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang. Sehingga ia menerima senang di dunia dan di akhera, yang disebut ilmu akhlak. Fuilsafat juga meliputi undang-undang yaitu apa yang seharusnya dilakukan oleh setiap orang dalam hubungannya dengan rumah tangga dan negara.
  4. Immanuel Kant. (1724-1804) yang sering dijuluki fakar raksasa di Barat, menyampaikan bahwa: Filsafat itu ilmu pokok dan awal segala pengetahuan yang meliputi di dalamnya 4 duduk masalah yaitu : 
  • Apakah yang sanggup kita ketahui? (dijawaban oleh metafisika).
  • Apakah yang seharusnya kita ketahui dan kerjakan? (dijawaban oleh adab).
  • Sampai di manakah pengasa kita? (dijawaban ooeh agama). 
  • Apakah yang dinamakan insan (dijawaban oleh antropologi)
Dari beberapa uraian wacana pandangan para filosof tersebut tadi sanggup dirumuskan bahwa filsafat ialah daya upaya insan dengan logika budinya untuk memahami, mendalami dan menyelami secara radikal dan integritas serta sistematik mengenai keTuhanan, alam semesta dan insan sehingga sanggup menghasilkan pengetahuan wacana bagaimana hakekatnya sejauh yang sanggup dicapai logika manusia dan bagaimana perilaku insan itu seharusnya sehabis mencapai pengetahuan itu. 



Advertisement

Iklan Sidebar