'/> 10 Penemu Atau Ilmuan- Tokoh Muslim Populer Dan Terhebat Sepanjang Sejarah Ilmu Pengetahuan

Info Populer 2022

10 Penemu Atau Ilmuan- Tokoh Muslim Populer Dan Terhebat Sepanjang Sejarah Ilmu Pengetahuan

10  Penemu Atau Ilmuan- Tokoh Muslim Populer Dan Terhebat Sepanjang Sejarah Ilmu Pengetahuan
10  Penemu Atau Ilmuan- Tokoh Muslim Populer Dan Terhebat Sepanjang Sejarah Ilmu Pengetahuan
 Banyak dari kita yang selama ini tidak menyadari bahwa inovasi 10  PENEMU ATAU ILMUAN- TOKOH MUSLIM TERKENAL DAN TERHEBAT SEPANJANG SEJARAH ILMU PENGETAHUAN
Ibnu Sina
Visiuniversal---Warga berguru dan siswa sekalian, Banyak dari kita yang selama ini tidak menyadari bahwa penemuan-penemuan yang kelihatannya berasal dari barat/eropa ternyata sudah ludang keringh lampau ditemukan oleh pakar dan cendikiawan-cendikiawan muslim Islam Ini sanggup kita lihat dari Daftar Tokoh lmuwan-ilmuwan Islam terbesar dan terhebat yang pernah tercatat dalam sejarah Para ilmuwan dan penemu Muslim (Arab, Persia dan Turki) telah berhasil menciptakan beberapa inovasi yang luar biasa ratusan tahun ludang keringh dulu dibanding para pakar dan rekan-rekan mereka di Eropa.

Menurut beberapa sumber para pakar ini menarik dampak dari filsafat Aristoteles dan Neo-Platonis, termasuk Euclid, Archimedes, Ptolemy dan lain-lain. Kaum muslimin pada ketika itu telah berhasil menciptakan banyak sekali inovasi di bidang kedokteran, Neorologis, bedah, matematika, fisika, kimia, filsafat, astrologi, geometri dan bidang lainnya, yang tak terhitung jumlahnya dan menuliskan karya-karyanya dalam banyak sekali literatur dan buku.

Berikut ini 10 sepuluh ilmuwan dan penemu muslim dengan inovasi ilmu pengetahuan luar biasa yang sangat besar lengan berkuasa terhadap dunia mereka:

1. AL-FARABI

Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (872-950) disingkat Al-Farabi yakni ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi, juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir).

Al Farabi dianggap sebagai salah satu pemikir terkemuka dari era kurun pertengahan. Selama hidupnya al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari Ilmu Pengetahuan, karya-karya al- Farabi sanggup ditinjau menjdi 6 bagian:

Logika
Ilmu-ilmu Matematika
Ilmu Alam
Teologi
Ilmu Politik dan kenegaraan
Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).

Karyanya yang paling dikenal dan banyak dipakai yakni Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama) yang membahas perihal pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan kekerabatan antara rejim yang paling baik menurut  pemahaman Plato dengan aturan Ilahiah Islam.


2. AL-BATANI
Al Battani ilmuan islam

Al Battani (sekitar 858-929) juga dikenal sebagai Albatenius yakni seorang pakar astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani nama komplit: Abū Abdullāh Muhammad ibn Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-Harrani as-Sabi al-Battānī), lahir di Harran erat Urfa.

Salah satu pencapaiannya yang dikenal dan banyak dipakai dalam astronomi yakni perihal penentuan Tahun Matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.

Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri:
persamaan trigonometri

Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus:

dan memakai gagasan al-Marwazi perihal tangen dalam menyebarkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.

Al Battani bekerja di Suriah, tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang juga merupakan tempat wafatnya.


3. IBNU SINA
Ibnu Sina (980-1037)

Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat yakni seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi potongan Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya yakni perihal filosofi dan pengobatan.

Bagi banyak orang, dia yakni Bapak Pengobatan Modern dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat dikenal dan banyak dipakai Qanun fi Thib  merupakan tumpuan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina berjulukan komplit Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā lahir pada 980 di Afsyahnah tempat erat Bukhara, kini wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).

Dia yakni pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar, banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai Bapak Kedokteran Modern, George Sarton menyebut Ibnu Sina sebagai "Ilmuwan paling dikenal dan banyak dipakai dari Islam dan salah satu yang paling dikenal dan banyak dipakai pada tiruana bidang, tempat, dan waktu". Karyanya yang paling dikenal dan banyak dipakai yakni The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul komplit: Al-Qanun fi At Tibb).
Karya

Qanun fi Thib (Canon of Medicine/Aturan Pengobatan)
Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid memberikansi perihal banyak sekali macam ilmu pengetahuan)
An Najat


4. IBNU BATUTAH

Abu Abdullah Muhammad bin Battutah atau juga dieja Ibnu Batutah yakni seorang pengembara (penjelajah) Berber Maroko.

Atas dorongan Sultan Maroko, Ibnu Batutah mendiktekan beberapa perjalanan pentingnya kepada seorang sarjana berjulukan Ibnu Juzay, yang ditemuinya kadab sedang berada di Imemberikana. Meskipun mengandung beberapa cerita fiksi, Rihlah merupakan catatan perjalanan dunia terkomplit yang berasal dari kurun ke-14.

Lahir di Tangier, Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua puluh tahun Ibnu Batutah berangkat haji - ziarah ke Mekah. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanannya sampai melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44 negara modern).


5. IBNU RUSYD

Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, lahir tahun 1126 di Marrakesh Maroko, wafat tanggal 10 Desember 1198) juga dikenal sebagai Averroes, yakni seorang filsuf dari Spanyol (Andalusia).

Ikhtisar
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijriah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd yakni hakim-hakim dikenal dan banyak dipakai pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri yakni seorang anak yang mempunyai banyak minat dan bakat. Dia mendalami banyak ilmu, menyerupai kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja'far Harun dan Ibnu Baja.

Ibnu Rusyd yakni seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengetahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar dimemberikankan untuk mengabdi sebagai "Kadi" (hakim) dan fisikawan. Di dunia barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang memengaruhi filsafat Nasrani di kurun pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan dilema kedokteran dan dilema hukum.
Pemikiran Ibnu Rusyd
Karya-karya Ibnu Rusyd mencakup bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir tiruana karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.

Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd menyerupai yang dipahami oleh orang Eropa pada kurun pertengahan; dan filsafat Ibnu Rusyd perihal iktikad dan perilaku keberagamaannya.
Karya

Bidayat Al-Mujtahid
Kulliyaat fi At-Tib (Kuliah Kedokteran)
Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at


6. MUHAMMAD BIN MUSA AL-KHAWARIZMI

Muhammad bin Mūsā al-Khawārizmī yakni seorang pakar matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad

Buku pertamanya, al-Jabar, yakni buku pertama yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika beliau, yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada kurun ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan perihal astronomi dan astrologi.

Kontribusi dia tak hanya berakibat besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan. Kata Aljabar berasal dari kata al-Jabr, satu dari dua operasi dalam matematika untuk menuntaskan notasi kuadrat, yang tercantum dalam buku beliau. Kata logarisme dan logaritma diambil dari kata Algorismi, Latinisasi dari nama beliau. Nama dia juga di serap dalam bahasa Spanyol Guarismo dan dalam bahasa Portugis, Algarismo yang berarti digit.
Biografi
Sedikit yang sanggup diketahui dari hidup beliau, bahkan lokasi tempat lahirnya sekalipun. Nama dia mungkin berasal dari Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi Khurasan pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah (sekarang Xorazm, salah satu provinsi Uzbekistan). Gelar dia yakni Abū ‘Abdu llāh atau Abū Ja’far.

Sejarawan al-Tabari menamakan dia Muhammad bin Musa al-Khwārizmī al-Majousi al-Katarbali. Sebutan al-Qutrubbulli mengindikasikan dia berasal dari Qutrubbull, kota kecil erat Baghdad.

Dalam Kitāb al-Fihrist Ibnu al-Nadim, kita temukan sejarah singkat beliau, bersama dengan karya-karya tulis beliau. Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara 813-833. sehabis Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi sentra ilmu dan perdagangan, dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke kota ini, yang juga dilakukan beliau. Dia bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat ia berguru ilmu alam dan matematika, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani.
Karya
Karya terbesar dia dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebagai fondasi dan kemudian ludang keringh inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang dia tekuni. Pendekatan kebijaksanaan dan sistematis dia dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memmemberikankan keterpercayaan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu buku dia pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa'l-muqabala atau: "Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Mekomplitakan dan Menyeimbangkan”, buku pertama dia yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada kurun ke-12.

Pada buku beliau, Kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825, memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa. Buku dia diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum, memperlihatkan kata algoritmi menjadi bahasa Latin.

Beberapa bantuan dia berdasar pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumber-sumber Yunani.

Sistemasi dan koreksi dia terhadap data Ptolemeus pada geografi yakni sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur Tengah. Buku besar dia yang lain, Kitab surat al-ard ("Pemandangan Bumi";diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan berani mengpenilaian evaluasi panjang dari Laut Mediterania dan lokasi kota-kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya dimemberikankan oleh Ptolemeus.

Ia kemudian mengepalai konstruksi peta dunia untuk Khalifah Al-Ma’mun dan berpartisipasi dalam proyek memilih tata letak di Bumi, bersama dengan 70 pakar geografi lain untuk menciptakan peta yang kemudian disebut “ketahuilah dunia”. Kadab hasil kerjanya disalin dan ditransfer ke Eropa dan Bahasa Latin, menimbulkan akhir yang jago pada kemajuan matematika dasar di Eropa. Ia juga menulis perihal astrolab dan sundial.

Kitab I - Aljabar

Al-Kitāb al-mukhtaṣar fī ḥisāb al-jabr wa-l-muqābala (Kitab yang Merangkum Perhitungan Pekomplitan dan Penyeimbangan) yakni buku matematika yang ditulis pada tahun 830. Kitab ini merangkum definisi aljabar. Terjemahan ke dalam bahasa Latin dikenal sebagai Liber algebrae et almucabala oleh Robert dari Chester (Segovia, 1145) dan juga oleh Gerardus dari Cremona.

Kitab I - Aljabar
Dalam kitab tersebut dimemberikankan penyelesaian persamaan linear dan kuadrat dengan menyederhanakan persamaan menjadi salah satu dari enam bentuk baku (di sini b dan c yakni bilangan bundar positif)
dengan membagi koefisien dari kuadrat dan memakai dua operasi: al-jabr ( الجبر ) atau pemulihan atau pekomplitan) dan al-muqābala (penyetidak seimbangan). Al-jabr yakni proses memindahkan unit negatif, akar dan kuadrat dari notasi dengan memakai evaluasi yang sama di kedua sisi. Contohnya, x^2 = 40x - 4x^2 disederhanakan menjadi 5x^2 = 40x. Al-muqābala yakni proses memmemberikankan kuantitas dari tipe yang sama ke sisi notasi. Contohnya, x^2 + 14 = x + 5 disederhanakan ke x^2 + 9 = x.

Beberapa pengarang telah menerbitkan goresan pena dengan nama Kitāb al-ǧabr wa-l-muqābala, termasuk Abū Ḥanīfa al-Dīnawarī, Abū Kāmil (Rasāla fi al-ǧabr wa-al-muqābala), Abū Muḥammad al-‘Adlī, Abū Yūsuf al-Miṣṣīṣī, Ibnu Turk, Sind bin ‘Alī, Sahl bin Bišr, dan Šarafaddīn al-Ṭūsī.

Kitab 2 - Dixit algorizmi

Buku kedua besar dia yakni perihal aritmatika, yang bertahan dalam Bahasa Latin, tapi hilang dari Bahasa Arab yang aslinya. Translasi dilakukan pada kurun ke-12 oleh Adelard of Bath, yang juga menerjemahkan tabel astronomi pada 1126.

Pada manuskrip Latin,biasanya tak bernama,tetapi umumnya dimulai dengan kata: Dixit algorizmi ("Seperti kata al-Khawārizmī"), atau Algoritmi de numero Indorum ("al-Kahwārizmī pada angka kesenian Hindu"), sebuah nama gres di memberikankan pada hasil kerja dia oleh Baldassarre Boncompagni pada 1857. Kitab aslinya mungkin berjulukan Kitāb al-Jam’a wa-l-tafrīq bi-ḥisāb al-Hind ("Buku Penjumlahan dan Pengurangan berdasarkan Kalkulasi Hindu")

Kitab 3 - Rekonstruksi Planetarium

Peta kurun ke-15 berdasarkan Ptolemeus sebagai perbandingan.

Buku ketiga dia yang dikenal dan banyak dipakai yakni Kitāb surat al-Ardh "Buku Pemandangan Dunia" atau "Kenampakan Bumi" diterjemahkan oleh Geography), yang selesai pada 833 yakni revisi dan penyempurnaan Geografi Ptolemeus, terdiri dari daftar 2402 koordinat dari kota-kota dan tempat geografis lainnya mengikuti perkembangan umum.

Hanya ada satu kopi dari Kitāb ṣūrat al-Arḍ, yang tersimpan di Perpustakaan Universitas Strasbourg. Terjemahan Latinnya tersimpan di Biblioteca Nacional de España di Madrid. Judul komplit buku dia yakni Buku Pendekatan Tentang Dunia, dengan Kota-Kota, Gunung, Laut, Semua Pulau dan Sungai, ditulis oleh Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi berdasarkan pendalaman geografis yang ditulis oleh Ptolemeus dan Claudius.
Buku ini dimulai dengan daftar bujur dan lintang, termasuk “Zona Cuaca”, yang menulis dampak lintang dan bujur terhadap cuaca. Oleh Paul Gallez, dikatakan bahwa ini sanagat memberi manfaat untuk memilih posisi kita dalam kondisi yang jelek untuk menciptakan pendekatan praktis. Baik dalam salinan Arab maupun Latin, tak ada yang tertinggal dari buku ini. Oleh alasannya yakni itu, Hubert Daunicht merekonstruksi kembali peta tersebut dari daftar koordinat. Ia berusaha mencari pendekatan yang menyerupai dengan peta tersebut.

Buku 4 - Astronomi

Kampus Corpus Christi MS 283

Buku Zīj al-sindhind (tabel astronomi) yakni karya yang terdiri dari 37 simbol pada kalkulasi kalender astronomi dan 116 tabel dengan kalenderial, astronomial dan data astrologial sebaik data yang diakui sekarang.

Versi aslinya dalam Bahasa Arab (ditulis 820) hilang, tapi versi lain oleh astronomer Spanyol Maslama al-Majrīṭī (1000) tetap bertahan dalam bahasa Latin, yang diterjemahkan oleh Adelard of Bath (26 Januari 1126). Empat manuskrip lainnya dalam bahasa Latin tetap ada di Bibliothèque publique (Chartres), the Bibliothèque Mazarine (Paris), the Bibliotheca Nacional (Madrid) dan the Bodleian Library (Oxford).

Buku 5 - Kalender Yahudi

Al-Khawārizmī juga menulis perihal Penanggalan Yahudi (Risāla fi istikhrāj taʾrīkh al-yahūd "Petunjuk Penanggalan Yahudi"). Yang menerangkan 19-tahun siklus interkalasi, aturan yang mengatur pada hari apa dari suatu ahad bulan Tishrī dimulai; memperhitungkan interval antara Era Yahudi (penciptaan Adam) dan era Seleucid; dan memmemberikankan aturan perihal bujur matahari dan bulan memakai Kalender Yahudi. Sama dengan yang ditemukan oleh al-Bīrūnī dan Maimonides.
Karya lainnya
Beberapa manuskrip Arab di Berlin, Istanbul, Tashkent, Kairo dan Paris memberikansi pendekatan material yang berkemungkinan berasal dari al-Khawarizmī. Manuskrip di Istanbul memberikansi perihal sundial, yang disebut dalam Fihirst. Karya lain, menyerupai determinasi arah Mekkah yakni salah satu astronomi sferik.

Dua karya memberikansi perihal pagi (Ma’rifat sa’at al-mashriq fī kull balad) dan determinasi azimut dari tinggi (Ma’rifat al-samt min qibal al-irtifā’).

Beliau juga menulis 2 buku perihal penggunaan dan perakitan astrolab. Ibnu al-Nadim dalam Kitab al-Fihrist (sebuah indeks dari bahasa Arab) juga menyebutkan Kitāb ar-Ruḵāma(t) (buku sundial) dan Kitab al-Tarikh (buku sejarah) tapi 2 yang terakhir disebut telah hilang.


7. UMAR KHAYYAM
Umar Khayyām (18 Mei 1048 - 4 Desember 1131)

'Umar Khayyām (18 Mei 1048 - 4 Desember 1131), dilahirkan di Nishapur, Iran. Nama aslinya yakni Ghiyātsuddin Abulfatah 'Umar bin Ibrahim Khayyāmi Nisyābūri . Khayyām berarti "pembuat tenda" dalam bahasa Persia.
Sang Matematikawan
Pada masa hidupnya, ia dikenal dan banyak dipakai sebagai seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, menyerupai yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya gres beralih dari Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia gres melakukannya pada 1918).

Dia pun dikenal dan banyak dipakai alasannya yakni menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
Sang astronom
Pada 1073, Malik-Syah, penguasa Isfahan, mengundang Khayyām untuk membangun dan bekerja pada sebuah observatorium, gotong royong dengan sejumlah ilmuwan terkemuka lainnya. Akhirnya, Khayyām dengan sangat terpercaya (mengoreksi sampai enam desimal di belakang koma) mengukur panjang satu tahun sebagai 365,24219858156 hari.

Ia dikenal dan banyak dipakai di dunia Persia dan Islam alasannya yakni observasi astronominya. Ia pernah menciptakan sebuah peta bintang (yang kini lenyap) di angkasa.
Umar Khayyām dan Islam
Filsafat Umar Khayyām agak berbeda dengan dogma-dogma umum Islam. Tidak terperinci apakah ia percaya akan kemunculan Allah atau tidak, namun ia menolak pemahaman bahwa setiap kejadian dan fenomena yakni akhir dari campur tangan ilahi. Ia pun tidak percaya akan Hari Kiamat atau ganjaran serta eksekusi sehabis kematian. Sebaliknya, ia mendukung pandangan bahwa hukum-hukum alam menjelaskan tiruana fenomena dari kehidupan yang teramati. Para pejabat keagamaan berulang kali meminta dia menjelaskan pandangan-pandangannya yang berbeda perihal Islam. Khayyām kesannya naik haji ke Mekkah untuk menandakan bahwa ia yakni seorang muslim.
Omar Khayyam, Sang Skeptik
Dan, sementara Ayam Jantan berkokok, mereka yang berdiri di muka / Rumah Minum berseru - "Bukalah Pintu! / Engkau tahu betapa sedikit waktu yang kami punyai untuk singgah, / Dan jikalau kami pergi, mungkin kami takkan kembali lagi."

Demikian pula bagi mereka yang berkemas-kemas untuk HARI INI, / Dan meyangka sehabis ESOK menatap, / Seorang muazzin berseru dari Menara Kegelapan / "Hai orang bodoh! ganjaranmu bukan di Sini ataupun di Sana!"

Mengapa, tiruana orang Suci dan orang Bijak yang mendiskusikan / Tentang Dua Dunia dengan begitu cerdas, disodorkannya / Seperti Nabi-nabi bodoh; Kata-kata mereka untuk Dicemoohkan / Ditaburkan, dan lisan mereka tersumbat dengan Debu.

Oh, datanglah dengan Khayyam yang tua, dan tinggalkanlah Yang Bijak / Untuk berbicara; satu hal yang pasti, bahwa Kehidupan berjalan cepat; / Satu hal yang pasti, dan Sisanya yakni Dusta; / Bunga yang pernah sekali mekar, mati untuk selama-lamanya.

Diriku kadab masih muda begitu bergariah mengunjungi / Kaum Cerdik pintar dan Orang Suci, dan mendengarkan Perdebatan besar / Tentang ini dan tentang: namun terludang keringh lagi / Keluar dari Pintu yang sama menyerupai kadab kumasuk.

Dengan Benih Hikmat saya menabur, / Dan dengan tanganku sendiri mengusahakannya semoga bertumbuh; / Dan cuma inilah Panen yang kupetik - / "Aku tiba bagai Air, dan bagaikan Bayu saya pergi."

Ke dalam Jagad ini, dan tanpa mengetahui, / Entah ke mana, menyerupai Air yang mengalir begitu saja: / Dan dari padanya, menyerupai Sang Bayu yang meniup di Padang, / Aku tak tahu ke mana, bertiup sesukanya.

Jari yang Bergerak menulis; dan, sehabis menulis, / Bergerak terus: bukan Kesalehanmu ataupun Kecerdikanmu / Yang akan memanggilnya kembali untuk membatalkan setengah Garis, / Tidak juga Air matamu menghapuskan sepatah Kata daripadanya.

Dan Cawan terbalik yang kita sebut Langit, / Yang di bawahnya kita merangkak hidup dan mati, / Janganlah mengangkat tanganmu kepadanya meminta tolong - alasannya yakni Ia / Bergelung tanpa daya menyerupai Engkau dan Aku.
Omar Khayyám, Penulis dan Penyair
Omar Khayyám kini dikenal dan banyak dipakai bukan hanya keberhasilan ilmiahnya, tetapi alasannya yakni karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa Inggris, ia paling dikenal alasannya yakni The Rubáiyát of Omar Khayyám dalam terjemahan bahasa Inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883).


8. TSABIT BIN QURRAH

Abu'l Hasan Tsabit bin Qurra' bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826 – 18 Februari 901) yakni seorang astronom dan matematikawan dari Arab, dan dikenal pula sebagai Thudang keringt dalam bahasa Latin.

Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas undangan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku Euclid yang berjudul Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.

Al-Sabiʾ Thabit bin Qurra al-Ḥarrānī, Latin: Thudang keringt / Thudang keringth / Tudang keringt, 826 - 18 Februari, 901) yakni seorang pakar matematika, dokter, astronom, dan penerjemah Islam Golden Age yang tinggal di Baghdad pada paruh kedua kurun kesembilan.

Ibnu Qurra menciptakan inovasi penting dalam aljabar, geometri, dan astronomi. Dalam astronomi, Thabit dianggap sebagai salah satu dari para reformis pertama dari sistem Ptolemaic, dan dalam mekanika dia yakni seorang pendiri statika.


9. MUHAMMAD BIN ZAKARIYA AL-RAZI

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan salah seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864 - 930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925.

Ar-Razi semenjak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy. Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.

Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbadapat dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam sejarah.
Biografi
Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Hijirah dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Hijriah. Nama Razi-nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di erat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menuntaskan hampir seluruh karyanya.

Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tapi dia kemudian ludang keringh tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi dikarenakan banyak sekali eksperimen yang mengakibatkan matanya menjadi cacat. Kemudian dia mencari dokter yang sanggup menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.

Dia berguru ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah agama menjadi Islam sehabis mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan dibawah kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mu'tashim.

Razi kembali ke kampung halamannya dan dikenal dan banyak dipakai sebagai seorang dokter disana. Kemudian dia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad.

Setelah janjkematian Khalifan al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana dia mengumpulkan anak didik-anak didiknya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, ar-Razi dimemberikankan gelar Syaikh alasannya yakni dia mempunyai banyak anak didik. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang baik dan tidak membebani biaya pada pasiennya ketika berobat kepadanya.
Kontribusi
Bidang Kedokteran
Cacar dan campak

Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang menciptakan klarifikasi seputar penyakit cacar:

"Cacar terjadi kadab darah 'mendidih' dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan menimbulkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan menyerupai ekstrak lembap di kulit) menjelma darah yang makin banyak dan warnanya menyerupai anggur yang matang. Pada tahap ini, cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada minuman anggur. Penyakit ini sanggup terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini yakni mencegah kontak dengan penyakit ini, alasannya yakni kemungkinan wabah cacar sanggup menjadi epidemi."

Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis: "Pernyataan pertama yang paling terpercaya dan tepercaya perihal adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia pada kurun ke-9 yaitu Rhazes, dimana dia menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi penyakit yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah tersebut."

Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) yakni buku pertama yang membahas perihal cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara klarifikasi yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.

Berikut ini yakni klarifikasi lanjutan ar-Razi: "Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang jelek kadab tidur. Penyakit menjadi semakin parah kadab tiruana tanda-tanda tersebut bergabung dan gatal terasa di tiruana potongan tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu tanda-tanda lainnya yakni perasaan berat pada seluruh badan dan sakit pada tenggorokan."

Alergi dan demam

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit "alergi asma", dan ilmuwan pertama yang menulis perihal alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, dia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis sehabis mencium bunga mawar pada ekspresi dominan gerah. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai prosedur badan untuk melindungi diri.

Farmasi

Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi menciptakan peralatan menyerupai tabung, spatula dan mortar. Ar-razi juga menyebarkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.

Etika kedokteran

Ar-Razi juga mengemukakan pendapatnya dalam bidang budbahasa kedokteran. Salah satunya yakni kadab dia mengritik dokter jalanan tiruan dan tukang obat yang berkeliling di kota dan desa untuk menjual ramuan. Pada ketika yang sama dia juga menyatakan bahwa dokter mustahil mengetahui jawabanan atas segala penyakit dan mustahil sanggup menyembuhkan tiruana penyakit, yang secara manusiawi sangatlah tidak mungkin. Tapi untuk meningkatkan mutu seorang dokter, ar-Razi menyarankan para dokter untuk tetap berguru dan terus mencari isu baru. Dia juga menciptakan perbedaan antara penyakit yang sanggup disembuhkan dan yang tidak sanggup disembuhkan. Ar-Razi kemudian menyatakan bahwa seorang dokter tidak sanggup disalahkan alasannya yakni tidak sanggup menyembuhkan penyakit kanker dan kusta yang sangat berat. Sebagai tambahan, ar-Razi menyatakan bahwa dia merasa kasihan pada dokter yang bekerja di kerajaan, alasannya yakni biasanya anggota kerajaan suka tidak mematuhi perintah sang dokter.

Ar-Razi juga menyampaikan bahwa tujuan menjadi dokter yakni untuk berbuat baik, bahkan sekalipun kepada musuh dan juga memberi manfaat untuk masyarakat sekitar.

Buku-buku Ar-Razi pada bidang kedokteran

Berikut ini yakni karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku:
  • Hidup yang Luhur
  • Petunjuk Kedokteran untuk Masyarakat Umum
  • Keraguan pada Galen
  • Penyakit pada Anak


10. ABU MUSA JABIR BIN HAYYAN



Abu Musa Jabir bin Hayyan, atau dikenal dengan nama Geber di dunia Barat, diperkirakan lahir di Kuffah, Irak pada tahun 722 dan wafat pada tahun 804. Kontribusi terbesar Jabir yakni dalam bidang kimia. Kepakarannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia menyebarkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen sanggup direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat bekerjasama dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga sanggup dianggap Jabir telah merintis ditemukannya aturan perbandingan tetap.

Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melaksanakan proses-proses tersebut.

Bapak Kimia Arab ini dikenal alasannya yakni karya-karyanya yang sangat besar lengan berkuasa pada ilmu kimia dan metalurgi.
Karya Jabir antara lain:

Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke Inggris menjadi The Book of the Composition of Alchemy)
Kitab Al-Sab'een
Kitab Al Rahmah
Al Tajmi
Al Zilaq al Sharqi
Book of The Kingdom
Book of Eastern Mercury
Book of Balance'

Demikianlah 10 kesepuluh ilmuan dan penemu ilmu pengetahuan Islam terbesar sepanjang sejarah Islam semoga apa yang dipaparkan dalam artikel ini sanggup memberi manfaat untuk kita tiruana sebagai materi untuk menambah ilmu pengetahuan. terima kasih. Wassalam..

Source:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ilmuwan_Muslim
- namacowok.com/nama-nama-tokoh-ilmuwan-islam-dikenal dan banyak digunakan-dunia/
- ramadan.sindonews.com/.../10-ilmuwan-muslim-yang-ubah-wajah-dunia
- www.rumahislam.com/...ilmuwan.../595--jabir-ibnu-hayyan-penemu-ilmu-kimia.html
Advertisement

Iklan Sidebar