'/> Cara Memahami Ihwal Kebenaran Ilmiah

Info Populer 2022

Cara Memahami Ihwal Kebenaran Ilmiah

Cara Memahami Ihwal Kebenaran Ilmiah
Cara Memahami Ihwal Kebenaran Ilmiah
Pembahasan materi Pembelajaran kali ini wacana kebenaran Ilmiah CARA MEMAHAMI TENTANG KEBENARAN ILMIAH
Pembahasan materi Pembelajaran kali ini wacana kebenaran Ilmiah, biar sanggup warga mencar ilmu dan siswa pahami sebagai materi untuk mempersiapkan kalian memasuki jenjang pendidikan tinggi yang sebentar lagi warga mencar ilmu Paket C dan siswa Sekolah Menengan Atas kelas XII siap mengikuti ujian dan sudah saatnya masuki di Perguruan tinggi. Karena itu harus memahami wacana kebenaran ilmiah itu sendiri.  Arti dan pengertian Ilmiah sendiri ialah bersifat ilmu; secara ilmu pengetahuan; memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan.
 
Dalam memahami wacana kebenaran ilmiah terludang keringh lampau perlu siswa dan warga mencar ilmu sadari bahwa pada dasarnya, insan selalu ingin mencari kebenaran, Beberapa buku membahas kebenaran dengan cara yang berbeda-beda. Metode untuk memperoleh kebenaran juga berbeda-beda. Menurut Thomas Khun dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution (1970), metode yang dipakai untuk mencari kebenaran dilandasi oleh "kerangka pikir"tertentu. Perlu anda pahami bahwa dalam hal ini kerangka pikir merupakan cara pandang kelompok ilmuwan tertentu dalam menghadapi suatu masalah. Dengan kerangka pikir yang sama, sekelompok ilmuwan dalam bidang kajian tertentu setuju mendapatkan praktik-praktik, hukum, teori, konsep-konsep, dan instrumen-instrumen yang dipilih sehingga melahirkan tradisi-tradisi penelitian tertentu untuk mencari kebenaran.

Untuk memahami ludang keringh jauh wacana "Kebenaran Ilmiah" ini. Ada beberapa kerangka pikir dalam mencari kebenaran yang harus kita pahami antara lain sebagai diberikut :

1. Paradigma Logika
Dalam kerangka pikir Logika, acara yang dilakukan ialah analisis yang memandang bahwa kebenaran sanggup ditunjukan apabila ada konsistensi dengan aksioma-aksioma serta definisi yang berlaku, yang termasuk kelompok ini ialah matematika, ilmu komputer, dan filsafat.


2. Paradigma Ilmiah
Pada Paradigma Ilmiah, acara yang dilakukan ialah eksperimen. Kebenaran diperoleh sehabis hipotesis diverfikasi melalui eksperimen. Contoh bidang yang memperoleh kebenaran menyerupai ini antara ilmu-ilmu fisika, kimia, biologi dan geologi.

3. Pradigma Naturalistik
Untuk Pradigma Naturalistik teknik yang dilakukan terutama ialah studi lapangan. Dengan pengalaman yang cukup dalam meneliti fenomena di lapangan akan diperoleh kesimpulan yang memang tidak sanggup dielakan atau tidak sanggup dihindari. Contoh penggunaan cara ini, contohnya sejarah, ilmu politik, dan konseling.

4. Paradigma Modus Operandi
Pandangan wacana kebenaran diperoleh dengan melakukan pengujian atau penelitian secara periodik sehingga didapatkan garis penyebab yang khas dari suatu kejadian atau keadaan. Contoh bidang yang memakai metode menyerupai ini ialah diagnosis medis dan patologi forensik.

Setelah kita mempelajari esensi dari beberapa kerangka pikir dalam mencari kebenaran, perlu kita ketahui dan pahami bahwa kerangka pikir ilmiah dan kerangka pikir naturalistik merupakan kerangka pikir yang paling banyak digunakan. Paradigma ilmiah juga disebut kerangka pikir positivistik lantaran dipengaruhi oleh aliran filsafat positivistik yang mula-mula berkembang di Prancis dan Jerman pada awal kurun ke-19. Konsep positivistik intinya merupakan pemikiran bahwa penyelesaian masalah dalam ilmu hanya dibatasi pada aturan ilmu yang positif saja.

Paradigma naturalistik didasari oleh pandangan bahwa penelitian akan memdiberi hasil yang sesuai dengan yang diharapkan oleh subjek penelitian. yaitu insan atau masyarakat yang sanggup bertingkah laris dan mengemukakan pandangan secara masuk akal dan alami (natural). Adapun metode yang dipakai sanggup saja kuantitatif atau memakai statistik atau memakai persentase (%), dan sanggup pula memakai kualitatif apabila hanya memakai data kualitatif saja. Dalam suatu penelitian dengan kerangka pikir positivistik terutama dipakai metode kuantitatif dan apabila dibutuhkan sanggup pula dikompliti dengan data kualitatif. Sebaliknya, penelitian dengan kerangka pikir naturalistik, mengutarakan metode kualitatif yang sanggup didukung oleh data kuantitatif.

Perlu dipahami pula bahwa dengan adanya perkembangan sains dan teknologi, disadari bahwa teori dan aturan dan ilmu, khususnya ilmu ke alaman atau sains, bersifat tentatif. Artinya, apabila hasil-hasil penelitian yang memakai konsep-kosep tertentu dan didukung oleh instrumen-instrumen yang ada pada waktu itu pertanda bahwa hasil penelitian terlampau yang berupa aturan atau teori tidak sanggup diterima lagi maka aturan atau teori tersebut akan gugur. Sebagai contoh, proses pembakaran logam yang oleh kelompok ilmuwan penganut teori flgiston dipercaya merupakan kejadian hilangnya flogiston dari logam, sehabis ditemukan tidak seimbangan atau neraca sebagai produk teknologi pada dikala itu sanggup dibuktikan oleh seorang ilmuwan berjulukan Antoine Lavoister (1743-1794) bahwa pembakaran logam bergotong-royong merupakan reaksi antara logam dengan oksigen menyerupai yang kita terima sekarang. Paradigma yang diikuti oleh para ilmuwan sebelumnya yang menyatakan bahwa proses pembakaran ialah hilangnya flogiston itu dari benda yang dibakar menjadi sebagai diberikut: Pembakaran merupakan hasil reaksi antara benda yang sanggup dibakar dengan oksigen. Itulah sebabnya kita sering menyampaikan bahwa produk-produk sains atau ilmu kealaman ialah tentatif, tidak kekal dan sanggup digugurkan oleh teori aturan lain. Apabila dipandang bahwa kerangka pikir yang dianut selama kurun waktu tertentu sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu yang berlaku kemudian. Paradigmanya kemudian juga berubah. Makara intinya dalam ilmu kealaman berlaku kerangka pikir tunggal. Artinya apabila dalam kurun waktu tertentu masih ada beberapa keyakinan untuk kejadian yang sama pada suatu waktu akan berakhir. Kapan berakhirnya? Sampai kerangka pikir yang gres diterima oleh tiruana ilmuwan lantaran didukung oleh pembuktian dari banyak eksperimen.

Bagaimana dengan kerangka pikir dalam ilmu kemasyarakatan atau ilmu-ilmu sosial? Dalam ilmu sosial ada aneka macam kerangka pikir yang dianut dan diyakini oleh para ilmuwan sosial, yang berlaku pada kurun waktu yang sama. Dengan keyakinan ini ilmuwan mencari kebenaran atau mengadakan penelitian. Tentunya keyakinan ini akan dipertahankan hingga ia sendiri merasa berubah keyakinannya atau meyakini konsep atau teori lain. Oleh lantaran itulah dalam ilmu sosial dikenal kerangka pikir ganda lantaran dalam suatu kurun waktu tertentu selalu terdapat ludang keringh dari satu kerangka pikir yang diyakini oleh ilmuwan-ilmuwan sosial. Kapan seorang ilmuwan atau kelompok ilmuwan mengubah kerangka pikir. Paradigma sanggup berubah sehabis seseorang banyak membaca pandangan ilmuwan sosial lain atau memperoleh pengalaman pribadi, contohnya suatu penelitian sehingga terjadi rekonstruksi kerangka pikir.

Dari uraian di atas sanggup disimpulkan bahwa kebenaran ilmiah sanggup diperoleh melalui aneka macam cara yang dilandasi oleh kerangka pikir tertentu yang diyakini oleh ilmuwan atau kelompok ilmuwan tertentu. Namun, sampaumur ini beberapa pandangan timbul, khususnya dikalangan kaum yang beragama, bahwa di dunia ini tidak ada hal yang benar mutlak lantaran kebenaran mutlak hanya ada pada Tuhan. Untuk itu, disarankan biar istilah kebenaran diubah menjadi istilah Validitas oleh lantaran validitas merupakan hasil pengujian atau pembuktian insan sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai keterbatasan.

Demikianlah artikel ringkas wacana kebenaran ilmiah, semoga postingan ini mempunyai kegunaan bagi warga mencar ilmu dan siswa sekalian untuk menambah materi dan materi pembelajaran dikelas. terimakasih. 

Referensi :
Katsoff, L..1998. Elements of Philosophy. Alih Bahasa oleh Soejono Soemargono. Yogyakarta. Tiara Wacana.
Power,J.E.1982.Philosophy of Education. New Jersey:Prentice Hall, Inc
Poedjiadi,A. 1987. Filsafat dan Sejarah Sains. Jakarta.PPLPTK.
Rasyidi, H.M. 1984. Persoalan-persoalan Filsafat. Jakarta. Bulan Bintang.
Santoso.S.I. 1970. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Jakarta. Sinar Budaya
Sumaryono, E. 1993. Hermeuneutik Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta. Kanisius.
Suriasumantri, J.S. 1998. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Pupuler Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.  
Advertisement

Iklan Sidebar